Sudah beberapa kali pikiran menyerah itu terlintas, tapi kemudian pupus dalam hitungan jam. Seperti itulah perempuan merasa. Setan seperti tak henti hentinya menyiram minyak dalam api amarah ini. Selalu mampu kau redamkan...
Kenapa pikiran pikiran picik ini muncul menyerah. Sungguh aku takut ia datang di saat yang tak tepat.
Bahkan setiap hikmah yang hadir atas setiap kesabaran dan rasa syukur yg kita miliki, pernah sempat pupus dalam hati dan membuat kita rapuh.
Sungguh, andai cinta ini bukan karena Allah, andai rasa cinta hadir bukan karena Allah yg menghadirkan, pasti aku sudah menyerah. Tapi Allah Maha Kuasa, Maha mencintai, dan mengembalikan rasa cinta itu disaat yang tepat. Aku tahu betapa beruntungnya Allah menetapkan diriku sepertimu, betapa peruntungannya dicintai dirimu dan betapa beruntungnya mencintaimu.
Senin, Februari 16, 2015
Menyerah
16.23
Diposting oleh
Fauzia Sadia Dhanies
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar