Selasa, Juni 16, 2015

00.00


Malam sudah tampak larut. Pukul 23.36. Aku terbangun sejak 2 jam lalu. Setelah sholat isya aku ketiduran, mengikuti jejak si kecil yang sudah lelap sebelum adzan isya. Lalu mendapati ruang tengah berantakan, hasil karya jauzy. Cemilan, nasi, buah semuanya baru setengah makan dan ditinggal begitu saja. Sepulang isya, samar ketika masih mengantuk, aku mendengar ia dihubungi teman sejawat. Pengajian setelah itu ngobrol.

Akhirnya aku terbangun karna lapar mendera. Setelah makan (menyisakan untuk jauzy yang punya kebiasaan makan setelah urusan luar selesai, sekalipun itu tengah malam). Lalu bersih bersih rumah, berwudhu dan mengaji.

Aduh, menyenandungkan ayat alquran di tengah keheningan begini benar benar menyentuh. Tiba-tiba merasa ingin menangis dan ada debar berbeda meluap di hati. Ada sebuah kerinduan yang amat dalam untuk sebuah episode ramadhan. H-1.

Ini bukan ramadhan pertama berada di perantauan. Tapi ini akan jadi ramadhan pertama tanpa mudik. Hiks...

Duh, Bismillahirrohmanirrohim... kemarin kan udah dikuatkan sama jauzy. Tapi teteup aja sesak begitu mendekati sensasi ramadhan ini. Semoga dikuatkan, berkahNya juga tetep diraih.

Ini juga ramadhan pertama kita bakalan makan sahur plus buka puasa bertiga aja. Dulu dulu kalau merantau, ya selalu dalam keadaan rame. Yah, proses lah... proses. Ini kan hikmah dari sudah berkeluarga.

Tapi dari semua itu, semoga bisa full melaksanakan ramadhan. Memang ada kemudahan untuk para ibu menyusui dan hamil. Ahh... kita bagi tiga nutrisinya ya sayang. InsyaAllah pahalanya juga *elus elus si kakak yang masih Asi dan si Adek yang masih di perut.

Nah, sudah larut banget ini. Ngantuk belum juga hadir, tapi dari kejauhan udah dengar suara motor jauzy. Edisi curhatnya harus ditunda lain waktu.

Alhamdulillah

Ibu rumah tangga
Lampung selatan, sidomulyo

0 komentar :

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men