Sabtu, Mei 25, 2013

Marah pertamaku padamu


Bukan!  Bukan marah pertama, tepatnya ‘ngambek’ pertama.
Tanggal berapa ini? 25 Mei? Tepat 2 second week milik kita, dan aku sudah ngembek, berwajah masam padamu. Aku ingat ucapanmu beberapa hari lalu..

“laki-laki itu egois de…,” katamu sambil menggoda.

Hmm.. jadi ini maksudnya. Aku ingin bukti sekaligus ingin jawaban. 

Seharian ini aku lelah, tapi aku tahu kamu lebih lelah, dan itulah yang membuatku menangis.
Aku sudah bangun pagi-pagi dan menyiapkan sarapan untukmu. Bahkan ketika kamu bilang tidak suka ikan sa*den, aku hanya masak sedikit, sebab keluargaku suka. Aku masakkan masakan lain untuk kamu. Semua beres sebelum kamu pulang dari masjid ba’da sholat subuh. Setelahnya sholat, kegiatan biasa mu pun terjadi. Fokus di laptop.

Aku menyajikan roti bakar dan seteko dan segelas susu -ini juga seperti biasa- untuk menemani ke-fokus-an mu. Setelahnya lagi, ketika mau berangkat kerja, kamu bilang “kenyang de…kakak gak biasa sarapan pagi-pagi,”

Dan aku paham, meski aku kesal. Sarapan itu penting buat kamu sayang

Nah, ini masalah sepele. Sepele sekali kan?
Memang inilah yang membuat aku marah,- dan menangis-
Karena kamu gak mau sarapan!

Jam 9 teng! Kamu bilang “lapar de…”

Aku balas senyum, sebab hari ini aku dikantor tempatmu bekerja, mengikuti kerjamu, mengawasi kamu. Senyum pelan, tapi sungguh, aku panik. Bagaimanapun aku panik, suamiku lapar, tapi aku cuma bisa senyum (Gak bisa masak, karena gak dirumah).

Siang pulang kerja, aku kelaparan sekali karena menunggu kerjaan kamu selesai. Tapi aku tahu, kamu lebih lapar.

Tapi sayang, makan kamu sedikit sekali siang ini. Kamu bilang, perut kamu sakit, karena menahan lapar. Sampai disini, aku depresi. Benarkan? Aku istri yang lebay..bay..bay.
Tapi aku gak suka lihat kamu lapar, lantas sakit, karena gak makan. I didn’t like this, beb
Pure, aku bingung. Setelah jam 3. Aku inisiatif

“Kak, adek buatin mie ya,”

“Mau dong..,” balasmu.

“Kakak mau dibuatin mie apa?”

“Terserah aja! Apapun itu,” jawabmu lagi cuek. Siap-siap mandi dan sholat. Pulang sholat, semua sudah beres.

“Kak, makan ya, “

“kenyang de..,”
Blesh! Itu lagi kannnn?

“Kakak mau saya suapin? Saya bawain keatas ya?”

Bahkan masakan yang saya buat sangat spesial. Saya buat super duper banyak. Ketika adik kecil saya minta, saya bilang, “nanti yaa…,” sebab saya kepikiran kamu.

Kamu benar-benar cuma menggeleng.

Itulah, pertama saya ngambek. Pengen nangiss, karena saya pengen kamu gak egois.
Tapi, saya suka!
Suka sekali cara kamu merayu. Tahan selama itu saya marah, dan tahan selama itulah kamu merayu saya.
Menyentuh tangan saya, padahal saat itu ibu lewat. Lalu menyentuh pipi saya, memeluk saya, mengucapkan “I love U” berulang-ulang, bahkan membacakan puisi  manis buatan kamu, yang justru membuat saya kesal.

“de, jangan marah lagi…”

Dan sampai malam larut begini, saya betah ngambek…

“de, temani saya makan…,”

Lalu kamu akting makan lahap-lahap, sebelum akhirnya om datang dan saya harus pergi meninggalkan kamu makan sendiri. Saya suka, sukaaa sekaali marahan pertama kita ini.

“de, kita baru dua minggu. Dan adek sudah marah begini?”

Hmm… sayang, berhenti bercanda.  Saya sungguhan marahnya.

Semoga ya.. semoga kamu baca catatan ini.
Saya punya kok alasan untuk kesal lagi.
Ini malam minggu, dan kamu ninggalin saya untuk belajar dan diskusi dengan teman-teman kamu itu di masjid. Saya mau ngambek ^^
dan cinta kamu bertambah…hahay

0 komentar :

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men