Selasa, November 04, 2014

Catatan fiksi-nyata



Siang mulai beranjak sore. Hari itu lelah kami berpadu cepat. Perjalanan panas antara Balikpapan-Samarinda rasanya begitu menggairahkan untuk tidur. Kecuali abah yang sedang asyiknya menemani pak supir bercakap-cakap.
Supir : Oh.. jadi baru menikahkan anak ya pak
Abah : iya pak, anak kedua. Masih kuliah pula, semester 7
Supir : Walah pak, jadi ini udah nikahan anak yang kedua ya? Gak sayang pak sama kuliahnya anak-anak?  
Abah : Sebenarnya nanggung pak rasanya. Yang kemarin, anak pertama kan mundur lulusnya, malah belum bisa lanjut untuk jenjang selanjutnya (lirikannya ‘nyaris’ menuju saya. Jadi ya, rasanya juga ‘nyaris’ nyucuk banget dihati, huhu)
Supir : Wah sayang sekali...
Abah : Yah.. nggak juga pak. Begitulah kalau jodoh sudah datang. Anak-anak saya ini kan perempuan. Kalau ada laki-laki sholeh yang datang meminta ya mau bagaimana lagi, harus diterima, tanpa alasan apapun, apalagi kalau masalahnya belum lulus. Bisa timbul fitnah nanti pak...

Saya : Eheheh #ngalem, #Wew

0 komentar :

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men