Selasa, Agustus 04, 2015

Malam resah


Ada satu malam, dimana air mata saya menetes. Mengunjungi Sang pencipta sambil membayangkan wajah wajah orang yang dicintai. Menguatkan hati untuk setiap cerita cerita hidup baru yang silih berganti hadir. Bahagia dan sedih adalah satu paket yang diberi.

Lalu memandang dua wajah yang sedang terlelap, satu wajah kelelahan dan satu wajah polos tak terkira. Mencintai mereka begitu dalam tak terbayangkan dalam hidup, tapi juga menjadi alur yang sangat menakutkan. Bagaimana bagaimana, menjadi pertanyaan yang membingungkan dan tak ingin terjawab.

Mereka begitu sekejap hadir " begitu suara batin menggema". Baruu saja, tapi mengapa rasa melekat begitu kentara. Sebuah ikatan yang entah darimana membelenggu sehingga tak sanggup bila berjauhan. Padahal banyak pilihan hidup untuk lebih baik, ah tidak, setidaknya itu hanya dibenakku.

Maka, malam itu air mata ketulusan tumpah, memohon kemantapan hati atas setiap amanah barunya. Bahwa apa yang menjadi pilihan adalah nilai terbaik di sisiNya.

Semoga yang ada disekitar pun meyakini, mengikhlaskan, serta mau bahu membahu membangun sebuah istana di syurga. Meski di dunia kita akan bersusah payah lahir dan batin. Ah, susah payah itu hanya rasa bagi yang kurang bersyukur. Itu saja.

M-3,

Duhai, Allah... ketika detak jantungnya kurasa, tendangan halusnya menyapa, ada rasa rindu pun takut. Sebab ini rindu yang juga pernah kurasa, ini rasa takut dan khawatir yang pernah kumiliki jua. Masih terbayang bagaimana sakitnya, apakah semua akan jauh lebih mudah. Bagaimana bila, ah...

0 komentar :

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men