Alhamdulillah esok hari yang bahagia. Kebetulan kampus libur. Jadi,
aku berusaha melupakan penat dengan segala tugas-tugas yang
menumpuk.Huahhmm.. Beberapa tugas ketikan aku berikan pada adikku untuk
diketikkan. Sementara aku berniat ingin berkutat dengan kamarku yang
berantakan.
Kupandangi sosok kamarku sendiri.
Kamar ini sebenarnya cukup luas. Warna cat yang sudah aku pilih sendiri,
membuatku merasa nyaman. Sayangnya aku sering mendengar omelan ummi
tentang jarangnya kurapikan kamar sebelum berangkat kuliah. Meskipun
bila kulihat, kamar-kamar kos temanku tak lebih rapi dari ini.
Yeah..Paling-paling aku merapikan setiap hari sabtu atau minggu, itupun
hanya satu atau dua jam, karena setelah itu aku kembali berkutat dengan
tugas-tugasku.
Malam ini moodku baik.
Kudenggar takbir yang dikumandangkan dari masjid dekat rumah menggema
bersahutan. Bahagianya. Aku teringat tahun-tahun sebelumnya aku selalu
menjalani idul adhaku di Jawa tanpa keluarga, maksudku ketika
aku sekolah di jawa..hawawa..sedihnya minta ampun, tapi sekarang pengen
juga merasakan lagi).
Aku memilih kardus-kardus
dan lemari bukuku yang berisi puluhan(atau bahkan sudah ratusan )
koleksiku sejak SMP. Sembari bersih-bersih aku menemukan buku harianku
yang sudah berdebu. Sejak kecil aku tak pernah luput dari yang namanya
diary. Apalagi semasa SMA, aku selalu membawanya kemana-mana bahkan
menuju kamar mandi (ini kalau di sekolah). Beberapa terkunci, karena
bekode dan aku melupakan kodenya. Aku mengenali tulisan-tulisanku semasa
SD, Semasa SMP dan SMA..haha tak ada yang sama. Semuanya
bermetamorfosis.
Dan saat aku membacanya,
imajinasi ku bernostalgia. Aku mengingat masa SD ku yang kujalani di
sekolah umum. Aku bermain bersama-teman, dan aku mencoba mengingat beberapa
nama yang pernah ada dalam masa-masa itu. Aku ingat saat-saat aku
berlari. Mendapat hadiah, berkelahi. Di dalam buku harian itu ada
beberapa catatan dari teman-temanku. “jangan lupakan aku ya fauziah..”
hhehe..lucu sekali. Polos..Kemudian duniaku beralih pada masa SMP,
dimana aku mulai fokus mengenal islam. Duniaku berbeda jauh saat aku
memasuki wilayah pesantren. Kalau semasa SD aku lepas pasang tentang
jilbab, tapi saat ini jangan harap melihatku keluar tanpa jilbab.
Selebihnya berisi curhatku tentang rasa bahagia, marah, jengkel terhadap
teman-temanku. Beberapa nama tertera disana, dan aku masih mengenali
mereka. Kemudian aku mengenal porsi cinta. Namun, tak mendeteksi cinta
Allah. Cinta ini masih cinta monyet, dan sungguh..aku harus tertawa
terbahak-bahak…betapa lucunya ketika ia (orang itu ) menelponku,
berbicara , dan menulis surat untukkku. Aku bahkan mencatat percakapn
rinci kami…hhihi. Aku belajar tentang banyak hal disini. Melebihi
kapsitas sekolah umumnya. Bahas arab, tahfidz, dan segala macam
pelajaran yang kurindukan (Hmm..kecuali muhadhoroh).
Masa SMA ku kembali
berubah drastis. Nostalgiaku beranjak menuju pulau Jawa. Disana ku mulai
hidup mandiri. Aku mengurus diri-sendiri. Keuanganku, sekolahku, dan
segala yang tak pernah kulakukan ketika SMP. Kemandirianku dituntut
hadir. Aku menulis hampir setiap hari. Buku diaryku paling banyak ketika
SMA..wah..wah…tapi aku mulai menyadari betapa kau sangat dekat pada
Sang Pemilik Segala saat itu. Aku selalu menangis tertawa atau apapun
tak luput dari nama Allah. Allah seolah hadir disetiap tulisan dalam
diaryku. Hm…
Disamping diary-diaryku aku menemukan
buku-buku yang dulu kugunakan untuk menulis cerita-ceritaku. Aku juga
mengenali cerita yang kubuat saat-saat SMP, hm..lumayan untuk ukuran SMP
kalu kupikir-pikir(beneran lho..) kemudian aku mengenang saat aku
memenangkan lomba menulis. Aku baca lagi cerit-cerita itu dari laptop.
Cerita-cerita yag aku buat sat SMA juga ada. Hanya saja saat SMA
tulisanku lebih banyak ke buku(aku menulis di komputer hanya kalau
lomba, maklum di SMA kan nggak pegang computer). Bahkan ada yang hampir
setengah novel. Waw..keren juga kupikir. Karya-karya ku sangat banyak.
Belum lagi waktu aku melihat majalah-majalah juga buletin-buletin yang
terbit dari organisasi-organisasi menulis yang memang kugeluti.
Sayangnya semua itu menghilang sejak kuliah. Aku mulai berhenti
menulis. Bahkan menulis diary. Aku mengisi diary hanya untuk catatan
kuliah atau catatan-catan kecil. Aku bahkan terbiasa memendam masalahku
tanpa kutulis lagi. Apalagi untuk mulai berkarya. Ya ampunn…
0 komentar :
Posting Komentar