Samarinda
sepertinya mulai musim hujan lagi.
Aku suka
sekali suara langkah yang berlari melewati hujan, yang menimbulkan bunyi
gemericik akibat sepasang sepatu beradu dengan genangan air. Hujan tiba-tiba
saja menyerbu di saat aku sedang menikmati suasana hangat kota ini.
Karena seharian
ini hujan deras, jadi aku mengurungkan niatku untuk keluar. Awalnya mau
menghadiri seminar, tapi pikirku hari ini pasti banjir, jadi aku
membatalkannya.
Beruntung
sekali listrik tidak mati, dan wifi juga lagi ‘tahu diri’ untuk tidak ngambek. Alhasil,
aku puas menyelesaikan film yang tertunda-tunda untuk di tonton. Apalagi,
berhubung laptop sedang tidak mood
untuk download, aku jadi ketinggalan puluhan episode Running man, beuh.. beuh..bogosipo.
Eh,
mahasiswa tingkat akhir. Bosannya…bosan banget. Kuliah kosong, ke kampus gak
nentu jadwalnya. Paling-paling kalau cuma ngawas, setelah itu pulang. Apalagi peraturan
sekarang sudah gak ada responsi, gak ada belajar bareng di luar jam praktikum, cuma
fokus di lab. Tapi, kosongnya waktu juga lumayan membuat stress, mau
jalan-jalan ingat skripsi, mau makan enak ingat skripsi, mau hunting buku baru ingat skripsi, mau
nonton, mau baca komik, mau ngalor-ngidul, mau ngeblog, mau pasang status, dimana-mana skripsi. Gak sih kalau sampai
tertekan. Aku tertekan kalau cuma uang saku dipotong. Hehe
Back to waktu kosong
Jadi gini
ya rasanya belajar sendiri, gak ada jadwal juga teman. Baca buku sendiri, baca slide
sendiri, tanya-tanya sendiri, jawab-jawab sendiri.
Eh iya,
kemaren pas ketemu dosen pembimbing, 2 hari 2 malam terbangun terus buat
belajar. Padahal cuma mau konsul aja.
Ya maklumlah,
aku pas ‘ketabrak’ sama peraturan ketat dosen pembimbing. Tapi gak papa lah,
biar matang.
Pas masuk ruang dosen, punggung
rasanya mau remuk (Alay..alay!!!), gara-gara bawa buku buat referensi. Sudah gitu,
antrinya panjang kayak pasien mau mau masuk ruang dokter. Tapi, aku bersyukur
sekali, bapak dosen moodnya lagi apik tenan.
“Ini..
gak ada yang di revisi pak?”
“Sudah
oke! Kamu siapin buat sidang aja…”
Waaa… satu
sisi hatiku berucap “yes..yes”, sisi lainnya teriak “Bapak, saya belum mau sidang,
saya masih mau diskusi-diskusi aja,” teriakku waktu itu dalam hati.
Herannya pembimbingku
seperti mendengar sisi teriakku…
“Eh,
tunggu! Kamu duduk dulu. Saya pengen diskusi,”
Diskusi kira-kira
15 menit. Rame banget, beliau banyak jelasin, banyak tanya, banyak kasih masukan,
banyak minta ini-itu. 5 menit lah kira-kira aku jelasin apa yang beliau minta, senyumnya sumringah banget. Antara gak tega
dan semangat, beliau bilang,
“Kamu
ganti sampel aja ya!”
“eh?”
“Terlalu
rumit kalau pakai sampel yang ini, kerjaan kamu jadi tambah banyak, belum uji
pendahuluannya kamu bisa 3 kali lipat lebih banyak dari yang lain….”
“Tapi
dari dosen pembimbing lain sudah oke yang ini pak…?”
“Ganti
sampel aja!” beliau memutuskan. “Minggu depan ulangi revisi dari bab 1, saya
harus periksa dulu.”
“eh?”
Ahhaha…
keluar dari ruangan beliau, aku cuma ketawa-ketiwi. Sisi lai hatiku berucap “Gak
papa, yang penting mood bapak dosen
lagi baik, gak marah-marah” tapi sisi lain hatiku teriak, “Kasian deh lo!”
Mengingat
hujan terus-menerus turun, dan biasanya sebagai mahasiwa yang baik aku pasti
tetap kuliah, sekarang –sesuai kesepakatan hatiku- aku justru bisa
santai-santai.
0 komentar :
Posting Komentar