Sebenarnya…
Semua proses pencarianku akan kembali
pada suatu nilai yang pasti.. Al-Qur’an dan hadist.
Aku memikirkannya setiap menikmati
semua proses tersebut
Belajarku, mimpiku, anganku,
kesukaanku, kegiatanku, kesuksesan termasuk semua lawannya,
Apa yang tak kupelajari, apa yang tak pernah
aku inginkan, apa yang tak pernah aku lakukan, apa yang tak pernah aku sukai,dan
segala kegagalan yang pernah aku lewati,,
Misalkan,
Aku menyukai sebuah warna pink, alasannya tak pernah
terbesit hanya karena dia enak dilihat, aku selalu menemukan nilai lebih untuk
dicintai, dan sangat spesifik. Karena warna yang kusukai itu menenangkan,
elegan dan menggambarkan betapa aku menyukai posisiku sebagai wanita, mencintai
tanpa ingin mengeluh mengapa aku tak dilahirkan sebagai laki-laki yang kuat,
atau seperti yang orang-orang tanpa sadar sering katakan “kamu enak laki-laki,
lha aku perempuan, gak bisa ini itu..”
“Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan dan
tidak ada di antara perhiasan dunia yang lebih baik daripada wanita yang
sholihah.” (HR.
Ibnu Majah)
Atau aku yang sangat
menyukai lirik lagu The Boys SNSD
I know life is a mystery,
I’m gonna make history
I’m taking it from the start
I’m taking it from the start
Tak hanya kagum akan suara
eksotis mereka. Lagunya yang sangat-sangat enak untuk didengar pas lagi malas,
pas lagi bermusuhan dengan teman, pas lagi down
lihat nilai keluar. Lagunya –kebetulan- mengenai
kesepakatan mereka bersembilan untuk tampil menjadi terdepan. Karena kalau
mereka tak bersembilan mereka tak mungkin bisa menyelesaikan lagu ini. Dan membuktikannya.
It’s not a
fantasy,
This is right for me
Living it like a star
Living it like a star
Percaya diri untuk menjadi pemuda yang mengambil inisiatif
mengedepankan diri. Percaya diri untuk menjadi pemuda (pemudi) yang ideal dalam
islam. Seperti berani mengambil langkah untuk maju skripsi duluan misalnya
(bukan aku!, bukan aku!). Atau berani mengambil kesulitan untuk sesuatu yang
lebih baik. Dan perkataan ini mengingatkanku pada kisah ashabul kahfi,
Dan dalam Al-Quran
di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, diantaranya: “(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua)
lalu berdoa: ‘Wahai tuhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan
tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini)
(10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya.
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka
(Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan
hati dan sebagainya) (13).
Atau mengapa aku sangat benci mencontek dikelas. Padahal
nilai abstrak mencontek tak hanya pada
nilai di KHS membaik. Lebih kepada nilai kerja sama, nilai saling membantu yang
lemah, nilai kekreatifan, nilai kearifan, nilai mengambil kesempatan, nilai
memanfaatkan waktu, dan banyak nilai lainnya. Itu kenapa banyak orang menyukai
proses ini, baik memberi contekan maupun menerima contekan. Bahkan pun, mereka
yang mencontek belajar lebih keras dibandingkan aku, lebih pintar dan lebih
baik dibandingkan aku.
Tapi tetap saja aku tak menyukai ini semua.
Aku memikirkannya kemudian menyadari
ketidaksukaanku ini bukan hanya karena aku takut melanggar peraturan. Aku melakukannya
karena aku ingin mendidik diriku untuk lebih berani mengambil keputusan dan
ketegasan diri. Aku ingin memulai untuk bertindak tegas pada diriku sendiri,
kemudian nilai jelek yang keluar bisa membuatku marah pada diri sendiri, bukan
orang lain. Karena disisi lain, aku menyadari bahwa aku masih mewarisi sifat
untuk menyalahkan orang lain. Right?
Selain itu, aku belajar bagaimana berani,
Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap
wajah-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)
Begitu juga tentang, Mmm…
Aku yang tidak berhasil kuliah di bidang bergengsi kedokteran.
Atau tidak bisa menjadi mahasiswa dengan nilai ‘A’ mendominasi dan predikat
teladan, atau menjadi seorang wanita secantik artis korea, atau uang melimpah seperti
memiliki kebun uang. Semua itu ternyata menghubungkan dengan semua detil
kehidupan dan sifat yang melekat padaku. Tentang aku yang masih suka
menyombongkan diri, tentang aku yang masih tak bisa memegang amanah dengan
baik, tentang nilai tanggung jawabku yang masih banyak harus kuselesaikan, tentang
aku yang masih malas, tentang-tentang lainnya yang membuatku membuka mata.
Dan akhirnya, ini menjadikan nyaris semua
pertanyaan-pertanyaan hidupku terjawab segera. Kecuali yang nyeleneh, aku masih menyimpan
pertanyaan-pertanyaan tersebut di hati dan menjawabnya dikemudian hari.
0 komentar :
Posting Komentar