Ini waktu
nyerahin ke dosen, masih setengah rela dan tidak.
“Ini kok setengah hati sih?” Tanya dosen melihat tingkahku. Aku cuma menunduk.
Skripsi ini,
memikirkannya, membuatnya, melaksanakannya, menyerahkan membuatku tak pernah tenang.
Jadi memang salah satu jalan keluarnya adalah dengan mengakhirinya kan!
“Begini… kalau
memang ini semua selesai, artinya saya tidak lagi menjadi mahasiswi. Saya akan
menjadi alumni, -yang sungguh- sangat terasa tua. Saya masih ingin menikmati,
menjalani, menghargai dan menghadapi yang namanya sekolah, belajar bersama
teman.”
Entah kenapa,
tema ‘dewasa’ dalam hidup itu bagiku seperti berat. Seperti menambah beban di
pundak. Tak bias bertingkah ‘banyol’, ‘konyol’ dan harus tampak ‘dewasa’.
Pembelajaran hidupnya akan lebih banyak dan sulit.
Stres kan…
“Ya sudah,
jangan menyesal kalau melihat teman-teman kamu sudah pake toga. Sia-sia
menikmati atau menetap di kampus tapi teman-temannya sudah tidak ada,”
Plasshhh…
nggeh… bener jua..
nggeh… bener jua..
***selesai**
Nggak!
Sedihku karena
aku akan –-lagi-lagi—kehilangan teman-teman. Sudah cukup merangkum teman,
kemudian seperti merobek persahabatan. Meskipun masih bisa dirajut dan dilem
dengan jarak jauh, tapi itu, tak sama rasanya seperti proses yang kita lalui
sekarang. Karena kalau urusan persahabatan,
-entah kenapa- aku tak bisa bertindak dewasa.
iya, setuju kan :'(…
0 komentar :
Posting Komentar